Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI) sepakat bila Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila tidak bertentangan dengan Syariat Islam bahkan sebaliknya.
“Kita jangan membenturkan Pancasila dan Islam, bangsa ini besar karena Pancasila dan Islam mesra,” kata Kabid SosPol Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI), Muammar, dalam keterangan tertulisnya Jumat (2/6).
Menurutnya, Pancasila lahir sebagai refleksi nilai-nilai Islam sehingga menjadi aneh bila dikatakan Pancasila tidak sejalan dengan Islam. Karenanya dalam semua pihak harus membedakan antara mal-praktek Islam dan ajaran Islam yang hakiki.
Ia mencontohkan bagaimana sila ke-4 Pancasila yang sangat sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam memutuskan serta menetapkan sesuatu, yakni musyawarah untuk mufakat.
Sayangnya, konstitusi telah berulang kali mengalami amandemen sehingga sistem politik yang ada tidak lagi bersumber dari Pancasila. Dalam praktiknya kini terjadi liberalisasi dan itu mengancam kedaulatan negeri ini sehingga perlu tindakan cepat dan tidak bisa ditunda lagi.
“Umat Islam sebagai mayoritas harus bersatu untuk selamatkan negara. Kami menghimbau Umat Islam berperan lebih aktif dengan mengambil kepemimpinan nasional dan mengembalikan Indonesia ke fitrahnya,” kata Muammar.
“Sidang rakyat harus segera dilaksanakan dan tak bisa ditawar lagi bila ingin mengembalikan marwah bangsa dan negara,” sambungnya.
Ditambahkan, warga asing yang selama ini berkuasa di Indonesia harus angkat kaki. Begitu juga politisi yang berkonspirasi dengan mereka harus dinon-aktifkan segera. Generasi muda Islam harus menjaga ulama yang akan menggerakan umat.
“Saatnya Jihad konstitusi dilakukan melalui sidang rakyat,” tegas Muammar.
JIMI berharap semua komponen Islam dan bangsa bersatu dalam mensukseskan sidang rakyat. Sebab sudah terlalu lama berharap pada politisi di Senayan namun tidak ada hasilnya.
“Saatnya ulama bersama umat Islam melakukan revolusi demi marwah bangsa dan negara serta masa depan anak-cucu kita,” demikian Muammar.
“Kita jangan membenturkan Pancasila dan Islam, bangsa ini besar karena Pancasila dan Islam mesra,” kata Kabid SosPol Jaringan Intelektual Muda Islam (JIMI), Muammar, dalam keterangan tertulisnya Jumat (2/6).
Menurutnya, Pancasila lahir sebagai refleksi nilai-nilai Islam sehingga menjadi aneh bila dikatakan Pancasila tidak sejalan dengan Islam. Karenanya dalam semua pihak harus membedakan antara mal-praktek Islam dan ajaran Islam yang hakiki.
Ia mencontohkan bagaimana sila ke-4 Pancasila yang sangat sejalan dengan nilai-nilai Islam dalam memutuskan serta menetapkan sesuatu, yakni musyawarah untuk mufakat.
Sayangnya, konstitusi telah berulang kali mengalami amandemen sehingga sistem politik yang ada tidak lagi bersumber dari Pancasila. Dalam praktiknya kini terjadi liberalisasi dan itu mengancam kedaulatan negeri ini sehingga perlu tindakan cepat dan tidak bisa ditunda lagi.
“Umat Islam sebagai mayoritas harus bersatu untuk selamatkan negara. Kami menghimbau Umat Islam berperan lebih aktif dengan mengambil kepemimpinan nasional dan mengembalikan Indonesia ke fitrahnya,” kata Muammar.
“Sidang rakyat harus segera dilaksanakan dan tak bisa ditawar lagi bila ingin mengembalikan marwah bangsa dan negara,” sambungnya.
Ditambahkan, warga asing yang selama ini berkuasa di Indonesia harus angkat kaki. Begitu juga politisi yang berkonspirasi dengan mereka harus dinon-aktifkan segera. Generasi muda Islam harus menjaga ulama yang akan menggerakan umat.
“Saatnya Jihad konstitusi dilakukan melalui sidang rakyat,” tegas Muammar.
JIMI berharap semua komponen Islam dan bangsa bersatu dalam mensukseskan sidang rakyat. Sebab sudah terlalu lama berharap pada politisi di Senayan namun tidak ada hasilnya.
“Saatnya ulama bersama umat Islam melakukan revolusi demi marwah bangsa dan negara serta masa depan anak-cucu kita,” demikian Muammar.
Sumber: aktual
0 Response to "Demi Marwah Bangsa & Negara, Saatnya Ulama Bersama Umat Islam Melakukan Revolusi"
Posting Komentar