Indonesia Police Watch (IPW) merasa heran dengan sikap kepolisian yang kembali menghembuskan isu makar. Terlebih, isu tersebut saat ini ditujukan untuk tokoh umat Islam Tanah Air, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al Khaththath.
Kata Presidium IPW, Neta S Pane, dengan begitu, ada dua kelompok yang dituduh polisi hendak melakukan aksi makar. Pertama, beberapa tokoh kelompok nasionalis yang ditangkap sehari sebelum Aksi Bela Islam 2 Desember 2016, kedua Al Khaththath, tokoh Islam.
“Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar. Jika mengikuti pola pikir Polda Metro berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar, yakni kelompok nasionalis dan kelompok agama,” papar Neta dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3).
Penangkapan Al Khaththath dan beberapa aktivis malam tadi, Kamis (30/3), tentunya menimbulkan pertanyaan. Sebab, kasus dugaan sebelum yang menjerat salah satunya, Hatta Taliwang, hingga kini belum juga rampung.
“Anehnya lagi hingga kini para tokoh nasionalis yang pernah ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya. Bahkan, sampai sekarang belum dilimpahkan ke kejaksaan,” sindirnya.
Lebih anehnya lagi, sambung Neta, pihak TNI yang juga memiliki pasukan intelijen justru tenang-tenang saja. Bahkan, Badan Intelijen Negara (BIN) pun tidak memberi sinyal apa-apa.
“Tapi kenapa TNI tenang-tenang saja? Kenapa BIN tidak memberi sinyal bahwa negara sudah gawat dengan adanya kelompok nasionalis dan agama hendak melakukan makar?” tanya dia.
Sebab itu, sambung Neta, polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib kasus makar yang menimpa tokoh-tokoh nasionalis, dan bagaimana nasib bap Al Khaththath dan para aktivis yang sudah ditangkap.
Kata Presidium IPW, Neta S Pane, dengan begitu, ada dua kelompok yang dituduh polisi hendak melakukan aksi makar. Pertama, beberapa tokoh kelompok nasionalis yang ditangkap sehari sebelum Aksi Bela Islam 2 Desember 2016, kedua Al Khaththath, tokoh Islam.
“Sekarang polisi kembali menangkap sejumlah tokoh Islam dengan tuduhan makar. Jika mengikuti pola pikir Polda Metro berarti ada dua kelompok yang hendak melakukan makar, yakni kelompok nasionalis dan kelompok agama,” papar Neta dalam keterangan tertulis, Jumat (31/3).
Penangkapan Al Khaththath dan beberapa aktivis malam tadi, Kamis (30/3), tentunya menimbulkan pertanyaan. Sebab, kasus dugaan sebelum yang menjerat salah satunya, Hatta Taliwang, hingga kini belum juga rampung.
“Anehnya lagi hingga kini para tokoh nasionalis yang pernah ditangkap dengan tuduhan makar tidak jelas keberadaan kasusnya. Bahkan, sampai sekarang belum dilimpahkan ke kejaksaan,” sindirnya.
Lebih anehnya lagi, sambung Neta, pihak TNI yang juga memiliki pasukan intelijen justru tenang-tenang saja. Bahkan, Badan Intelijen Negara (BIN) pun tidak memberi sinyal apa-apa.
“Tapi kenapa TNI tenang-tenang saja? Kenapa BIN tidak memberi sinyal bahwa negara sudah gawat dengan adanya kelompok nasionalis dan agama hendak melakukan makar?” tanya dia.
Sebab itu, sambung Neta, polisi harus menjelaskan secara transparan bagaimana nasib kasus makar yang menimpa tokoh-tokoh nasionalis, dan bagaimana nasib bap Al Khaththath dan para aktivis yang sudah ditangkap.
0 Response to "TNI dan BIN Tenang, Kok Polisi Bisa-bisanya Sebut Ada Indikasi Makar?"
Posting Komentar