Adakah setiap kejadian di dunia tanpa campur tangan Allah swt? Bagi orang beriman, jawabannya pasti tidak. Semua peristiwa di muka bumi terjadi atas kehendak Allah swt, bahkan daun yang jatuh berguguran. Begitu pula dengan kedatangan DR Zakir Naik. Allah swt sepertinya memang sengaja "mengutus" ulama asal India tersebut saat umat Islam membutuhkan pertolongan jelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Zakir Naik datang ke Indonesia untuk melakukan safari dakwah. Beberapa kota akan dikunjunginya antara lain Bandung, Yogyakarta, dan Bekasi. Kedatangannya yang berdekatan dengan pilkada DKI Jakarta coba dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu terutama dari kubu Ahok-Djarot guna menarik suara pemilih muslim.
Sofi, salah seorang penanya, mengajukan pertanyaan kepada Zakir Naik. Tanya Sofi, apakah calon non-muslim layak dipilih karena ia telah melakukan hal-hal baik. Misalnya tidak hanya terkait dengan infrastruktur kota, tapi juga jujur.
“Dan membangun beberapa rumah ibadah untuk muslim,” katanya.
Zakir menilai pertanyaan itu bagus dan relevan.
“Dia membangun tempat ibadah untuk muslim tapi tidak salat. Itu munafik (hipokrit),” ujar Zakir.
“Seorang muslim seharusnya tidak memilih non-muslim walau dia telah bekerja dengan baik,” katanya lagi.
Sofi bisa jadi tidak mengharapkan jawaban itu terlontar dari Zakir Naik. Hal itu secara jelas saat ia mulai bertanya, diawali dengan kelebihan-kelebihan sang pemimpin non muslim tersebut dengan maksud untuk mengarahkan jawaban Zakir Naik. Tapi apa mau dikata, jawabannya justru kian memperkuat tafsir Al Maidah 51.
Dalam konteks itulah, kehadiran Zakir Naik pada akhirnya justru menjadi bumerang buat Ahok-Djarot dan sebaliknya menjadi keuntungan bagi kaum muslim. Tak salah jika kemudian saya menafsirkan, inilah cara Allah swt menurunkan bantuannya kepada umat Islam di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Zakir Naik datang ke Indonesia untuk melakukan safari dakwah. Beberapa kota akan dikunjunginya antara lain Bandung, Yogyakarta, dan Bekasi. Kedatangannya yang berdekatan dengan pilkada DKI Jakarta coba dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu terutama dari kubu Ahok-Djarot guna menarik suara pemilih muslim.
Sofi, salah seorang penanya, mengajukan pertanyaan kepada Zakir Naik. Tanya Sofi, apakah calon non-muslim layak dipilih karena ia telah melakukan hal-hal baik. Misalnya tidak hanya terkait dengan infrastruktur kota, tapi juga jujur.
“Dan membangun beberapa rumah ibadah untuk muslim,” katanya.
Zakir menilai pertanyaan itu bagus dan relevan.
“Dia membangun tempat ibadah untuk muslim tapi tidak salat. Itu munafik (hipokrit),” ujar Zakir.
“Seorang muslim seharusnya tidak memilih non-muslim walau dia telah bekerja dengan baik,” katanya lagi.
Sofi bisa jadi tidak mengharapkan jawaban itu terlontar dari Zakir Naik. Hal itu secara jelas saat ia mulai bertanya, diawali dengan kelebihan-kelebihan sang pemimpin non muslim tersebut dengan maksud untuk mengarahkan jawaban Zakir Naik. Tapi apa mau dikata, jawabannya justru kian memperkuat tafsir Al Maidah 51.
Dalam konteks itulah, kehadiran Zakir Naik pada akhirnya justru menjadi bumerang buat Ahok-Djarot dan sebaliknya menjadi keuntungan bagi kaum muslim. Tak salah jika kemudian saya menafsirkan, inilah cara Allah swt menurunkan bantuannya kepada umat Islam di Indonesia, khususnya DKI Jakarta.
Sumber: opinibangsa
0 Response to "Zakir Naik Datang Jelang Pilkada DKI, Cara Allah Berikan Pertolongan kepada Umat Islam"
Posting Komentar