Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih! Itulah nasib nahas yang menimpa Muhammad Al-Zahra (30), warga Cikarang yang berprofesi sebagai tukang servis elektronik spesialis amplifier dan sound system. Pria yang sehari-hari akrab disapa Zoya ini meninggal dunia dengan cara mengenaskan di Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Insiden maut berdarah itu terjadi pada Selasa sore (1/8/2017). Usai shalat asar di Mushalla Al-Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan Bekasi. Usai menunaikan shalat ashar, Zoya pun pulang menuju rumahnya di Cikarang membawa tiga buah ampli dan perangkat sound system.
Baru tiga kilometer perjalanan mengendarai motor Honda Revo, perjalanannya dihentikan oleh Rojali, tepatnya di Kampung Muara Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan Bekasi. Rojali adalah pengurus mushalla Al-Hidayah tempat Zoya shalat asar. Ia menyatakan ampli mushalla hilang.
Zoya membantah bahwa ia bukan maling melainkan tukang servis elektronik dari Cikarang, dan tiga buah ampli yang dibawanya itu adalah barang servisan. Lalu terjadi cekcok di jalan, karena Rojali ingin memastikan bahwa ampli yang terbungkus plastik di motor Zoya itu adalah milik mushalla.
Qadarullah, warga desa banyak yang menyaksikan, dan makin lama makin banyak hingga melahirkan kerumunan massa yang meneriakkan maling kepada Zoya. Rojali berusaha menenangkan, namun Zoya panik dengan teriakan ratusan massa itu, hingga terjatuh dari motor. Ia pun berusaha melarikan diri lalu terjun menyeberangi sebuah sungai. Nahasnya, massa yang tidak tahu-menahu persoalan itu makin banyak berdatangan dan berusaha menangkap Zoya.
Zoya sempat bersimpuh di kaki Rojali meminta pertolongan. Rojali pun berusaha menenangkan warga yang mulai kesetanan, namun apa daya dia hanya sendirian dan tak sanggup menghadapi ratusan massa beringas.
Rojali pun pergi mencari bantuan aparat kepolisian untuk mengamankan Zoya dari kebrutalan massa. Saat ia meninggalkan lokasi untuk mencari bantuan aparat, aksi anarkis pun terjadi.
Zoya yang tak berdaya itu dianiaya secara sadis oleh ratusan massa. Disaksikan massa dari anak-anak sampai orang dewasa, Zoya dikepruk kepalanya, ditelanjangi, diseret, disiram bensin lalu dibakar hidup-hidup. Tak ada rasa kasihan sedikitpun di antara massa sore itu. Sebagian warga asyik mengabadikan momen pembantaian itu dari smartphone.
Dalam video yang beredar, Zoya yang merintih bersimbah darah setelah dikepruk kepalanya, mengiba kepada massa: “Pak, tolong saya pak, kasihan saya pak. Istri saya lagi hamil 6 bulan Pak. Jangan bunuh saya Pak..”
Tapi warga makin beringas, kepala Zoya dikepruk pakai balok bata hingga banjir darah dan sekarat. Tak puas, massa meneriakkan yel-yel untuk menyemangati penganiayaan. Mereka berteriak: bakar..!!! bakar..!!! Zoya yang lunglai bersimbah darah tanpa busana pun diseret.
Tanpa diadili apapun, Zoya yang baru diduga pencuri ampli itu disiram bensin dan dibakar hidup-hidup. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Jelang magrib ia meregang nyawa di tangan manusia-manusia biadab. Zoya pergi selama-lamanya meninggalkan istri yang kini berstatus janda, anak balita yang kini menjadi yatim, dan janin bayi yang baru berusia 6 bulan.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Sehari pasca insiden pembantaian, video brutal saat Zoya dianiaya dibakar hidup-hidup pun beredar di media sosial. Berbagai berita simpang siur pun tersebar di media. Bahkan banyak oknum mengatasnamakan keluarga dan istri Zoya menyebar broadcast mencantumkan rekening untuk melakukan penggalangan dana. Padahal keluarga sama sekali tidak tahu-menahu dan tidak mengenal mereka.
Insiden maut berdarah itu terjadi pada Selasa sore (1/8/2017). Usai shalat asar di Mushalla Al-Hidayah Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan Bekasi. Usai menunaikan shalat ashar, Zoya pun pulang menuju rumahnya di Cikarang membawa tiga buah ampli dan perangkat sound system.
Baru tiga kilometer perjalanan mengendarai motor Honda Revo, perjalanannya dihentikan oleh Rojali, tepatnya di Kampung Muara Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan Bekasi. Rojali adalah pengurus mushalla Al-Hidayah tempat Zoya shalat asar. Ia menyatakan ampli mushalla hilang.
Zoya membantah bahwa ia bukan maling melainkan tukang servis elektronik dari Cikarang, dan tiga buah ampli yang dibawanya itu adalah barang servisan. Lalu terjadi cekcok di jalan, karena Rojali ingin memastikan bahwa ampli yang terbungkus plastik di motor Zoya itu adalah milik mushalla.
Qadarullah, warga desa banyak yang menyaksikan, dan makin lama makin banyak hingga melahirkan kerumunan massa yang meneriakkan maling kepada Zoya. Rojali berusaha menenangkan, namun Zoya panik dengan teriakan ratusan massa itu, hingga terjatuh dari motor. Ia pun berusaha melarikan diri lalu terjun menyeberangi sebuah sungai. Nahasnya, massa yang tidak tahu-menahu persoalan itu makin banyak berdatangan dan berusaha menangkap Zoya.
Zoya sempat bersimpuh di kaki Rojali meminta pertolongan. Rojali pun berusaha menenangkan warga yang mulai kesetanan, namun apa daya dia hanya sendirian dan tak sanggup menghadapi ratusan massa beringas.
Rojali pun pergi mencari bantuan aparat kepolisian untuk mengamankan Zoya dari kebrutalan massa. Saat ia meninggalkan lokasi untuk mencari bantuan aparat, aksi anarkis pun terjadi.
Zoya yang tak berdaya itu dianiaya secara sadis oleh ratusan massa. Disaksikan massa dari anak-anak sampai orang dewasa, Zoya dikepruk kepalanya, ditelanjangi, diseret, disiram bensin lalu dibakar hidup-hidup. Tak ada rasa kasihan sedikitpun di antara massa sore itu. Sebagian warga asyik mengabadikan momen pembantaian itu dari smartphone.
Dalam video yang beredar, Zoya yang merintih bersimbah darah setelah dikepruk kepalanya, mengiba kepada massa: “Pak, tolong saya pak, kasihan saya pak. Istri saya lagi hamil 6 bulan Pak. Jangan bunuh saya Pak..”
Tapi warga makin beringas, kepala Zoya dikepruk pakai balok bata hingga banjir darah dan sekarat. Tak puas, massa meneriakkan yel-yel untuk menyemangati penganiayaan. Mereka berteriak: bakar..!!! bakar..!!! Zoya yang lunglai bersimbah darah tanpa busana pun diseret.
Tanpa diadili apapun, Zoya yang baru diduga pencuri ampli itu disiram bensin dan dibakar hidup-hidup. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Jelang magrib ia meregang nyawa di tangan manusia-manusia biadab. Zoya pergi selama-lamanya meninggalkan istri yang kini berstatus janda, anak balita yang kini menjadi yatim, dan janin bayi yang baru berusia 6 bulan.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Sehari pasca insiden pembantaian, video brutal saat Zoya dianiaya dibakar hidup-hidup pun beredar di media sosial. Berbagai berita simpang siur pun tersebar di media. Bahkan banyak oknum mengatasnamakan keluarga dan istri Zoya menyebar broadcast mencantumkan rekening untuk melakukan penggalangan dana. Padahal keluarga sama sekali tidak tahu-menahu dan tidak mengenal mereka.
0 Response to "Dituduh Mencuri Ampli Mushalla, Muhammad Al-Zahra Zoya Tewas Dibakar Massa, Ayo Bantu Keluarga Yatimnya!"
Posting Komentar