Pernyataan Ketua Fraksi Partai Nasdem, Victor Laiskodat terkait sejumlah partai yang mendukung kelompok ekstrimis, memicu reaksi publik. Terutama partai yang disinggung Victor seperti Gerindra, PAN, Demokrat, hingga PKS.
Parahnya lagi, Victor juga sempat meminta kepada masyarakat Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk membunuh kelompok-kelompok intoleran.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Saadi meminta Victor segera meminta maaf kepada publik.
Menurut Zainut, apabila permintaan maaf tidak dilakukan maka dikhawatirkan akan timbul gejolak dan kemarahan umat Islam. “Meminta maaf juga ke umat Islam karena apa yang disampaikan itu jauh dari semangat kerukunan yang telah dibangun,” ujar Zainut saat dihubungi, Sabtu (5/8).
Ditambahkan Zainut, kasus ini harus dijadikan pelajaran bagi Victor untuk berhati-hati dalam bertutur kata. Pasalnya dalam hal ini ada pihak yang dirugikan seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Karena sudah menuduh pihak-pihal lain untuk itu ini dijadikan pelajaran yang berharga, tidak diulanggi lagi,” katanya.
Sebelumnya, beredar sebuah video berdurasi 02.05 menit isinya adalah pidato yang diduga dilakukan Victor.
Video itu diduga saat dia mengisi sebuah acara partai di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dalam video itu Victor mengenakan pakaian putih berdiri di atas mimbar.
Dalam video berdurasi 02.05 menit ini, Victor menyindir empat partai politik yang mendukung kelompok ekstrimis yang diklaimnya tumbuh subur di NTB.
Anggota Komisi I DPR ini lewat pidatonya mengaku gelisah adanya kelompok anti terhadap Pancasila yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah atau Islam.
Oleh sebab itu dia mengajak masyarakat di NTB menolak kelompok tersebut dan menyarankan masyarakat untuk bisa memberikan tindakan tegas, terhadap kelompok yang anti terhadap Pancasila ini.
Berikut ini isi pidato yang diduga dilakukan oleh Victor.
“Kelompok ekstrimis ini mau bikin satu negara lagi yang tidak mengakui negara NKRI lagi. Mereka ganti dengan negara Khilafah, negara khilafah itu berarti tidak ada NKRI. Ada sebagian kelompok ini yang hari ini mau bikin negara khilafah, dan celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga yang dukung supaya ini kelompok ekstrimis ini tumbuh di NTT, partai nomor satu Gerindra, partai nomor dua namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, partai nomor empat namanya PAN”.
“Situasi nasional ini partai mendukung kaum intoleran yang tidak suka dengan orang lain, yang tidak suka dengan agama lain, yang tidak suka satu suku, dan satu bangsa. Jadi catat baik-baik yang calon bupati, calon gubernur, calon DPR yang dari partai tersebut kalau tusuk maksudnya pilih supaya ganti negara khilafah.”
“Mengerti negara khilafah semua wajib salat, semua wajib, semua tidak lagi ke gereja. Mengerti negara khilafah tidak boleh ada perbedaan semua harus salat. Saya tidak provokasi tapi orang timur nanti tumbuh negara hilang kita bunuh mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965 mereka tidak berhasil kita yang eksekusi mereka. Semua punya ketua umum di sana suruh jangan tolak-tolak itu Perppu yang melarang untuk Perppu Nomor 2 tahun 2017”.
0 Response to "Takut Kemarahan Umat Islam Semakin Memuncak, MUI Sarankan Hal ini untuk Anak Buah Surya Paloh"
Posting Komentar