Terjadi salah tulis teks Pancasila di buku pendamping Kurikulum 2013 (K-13) kelas IV semester I.
Pihak penerbit terpaksa merevisi ratusan buku kelas IV semester I yang sudah terlanjur didistribusikan ke hampir seluruh sekolah dasar di Kota Mermer ini.
Berdasarkan informasi dihimpun Jawa Pos Radar Tulungagung, kesalahan penulisan ada pada halaman 15, buku Tema I: Indahnya Kebersamaan, untuk muatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang membahas pengamalan sila-sila dalam Pancasila.
Di dalam halaman yang tertera itu, untuk item pada sila kelima tertulis, “ KeYohanesian Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Begitu ada laporan kesalahan ketik, sontak pihak penanggung jawab atau penerbit segera merevisi: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Dengan kondisi tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung, menganggap kesalahan teknis dan tidak ada unsur kesengajaan.
“Disebabkan ada kekeliruan dalam pengetikan. Kendati demikian, lolosnya satu kata yang salah, masih manusiawi dan tidak ada unsur kesengajaan. Sudah diralat, bahkan saya mengetahui langsung ralat pencetakannya,” terang Kepala Dispendikpora Kabupaten Tulungagung Suharno, kemarin (3/10).
Dia menegaskan, ralatnya dengan cara memberikan revisi pada lembaran yang salah. Agar pemahaman siswa benar, sekaligus bentuk pertanggungjawaban penerbit.
“Saya meminta penerbit atau sebagai penanggung jawab untuk lebih teliti ketika membuat soal ataupun materi pada buku pendamping, agar kesalahan tidak terulang kembali,” terangnya.
Jika terus berulang, tegas dia, tak menutup kemungkinan, jadi evaluasi dan bisa pindah ke percetakan lain yang dinilai lebih baik.
“Jika pencetakannya tidak benar, maka penanggung jawab harus cari pencetakan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua PGRI Tulungagung Sugiarno mengatakan, kesalahan kata dalam buku tersebut, tidak sengaja. Pihak penerbit tidak ada keinginan untuk mengubah pengertian dari sila kelima yang salah ketik.
Sebelum dicetak, kata dia, materi telah melalui pengecekan atau editing yang langsung dilakukan penanggung jawab, PGRI dan Dispendikpora Kabupaten Tulungagung.
“Sudah diedit dua kali. Tapi sudah direvisi satu halaman full bareng saat distribusi buku. Perlu diluruskan, kesalahan ketik itu, tidak ada unsur kesengajaan,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala SDN I Beji, Kecamatan Boyolangu, Titik Sulistiyah membenarkan, adanya kesalahan penulisan tersebut pada buku pendamping K-13 kelas IV. Namun tidak berpengaruh pada pembelajaran.
Sebab, para siswa telah diberi materi tentang pengamalan sila-sila dalam Pancasila dengan buku pedoman lain, karena kebetulan saat itu buku pendamping tersebut belum datang.
“Kebetulan kami tidak memakai buku itu, karena buku tersebut terlambat datang,” katanya.
Setelah buku datang, lanjut wanita ramah ini, sudah disertai dengan revisi. Sehingga, sebelum disalurkan ke para peserta didik, lembar revisi langsung ditempel pada halaman yang salah tersebut.
“Kalau halamannya disobek, otomatis berpengaruh pada belakangnya. Jadi kami tempel saja,” tuturnya.
Pihak penerbit terpaksa merevisi ratusan buku kelas IV semester I yang sudah terlanjur didistribusikan ke hampir seluruh sekolah dasar di Kota Mermer ini.
Berdasarkan informasi dihimpun Jawa Pos Radar Tulungagung, kesalahan penulisan ada pada halaman 15, buku Tema I: Indahnya Kebersamaan, untuk muatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang membahas pengamalan sila-sila dalam Pancasila.
Di dalam halaman yang tertera itu, untuk item pada sila kelima tertulis, “ KeYohanesian Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Begitu ada laporan kesalahan ketik, sontak pihak penanggung jawab atau penerbit segera merevisi: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Dengan kondisi tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung, menganggap kesalahan teknis dan tidak ada unsur kesengajaan.
“Disebabkan ada kekeliruan dalam pengetikan. Kendati demikian, lolosnya satu kata yang salah, masih manusiawi dan tidak ada unsur kesengajaan. Sudah diralat, bahkan saya mengetahui langsung ralat pencetakannya,” terang Kepala Dispendikpora Kabupaten Tulungagung Suharno, kemarin (3/10).
Dia menegaskan, ralatnya dengan cara memberikan revisi pada lembaran yang salah. Agar pemahaman siswa benar, sekaligus bentuk pertanggungjawaban penerbit.
“Saya meminta penerbit atau sebagai penanggung jawab untuk lebih teliti ketika membuat soal ataupun materi pada buku pendamping, agar kesalahan tidak terulang kembali,” terangnya.
Jika terus berulang, tegas dia, tak menutup kemungkinan, jadi evaluasi dan bisa pindah ke percetakan lain yang dinilai lebih baik.
“Jika pencetakannya tidak benar, maka penanggung jawab harus cari pencetakan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua PGRI Tulungagung Sugiarno mengatakan, kesalahan kata dalam buku tersebut, tidak sengaja. Pihak penerbit tidak ada keinginan untuk mengubah pengertian dari sila kelima yang salah ketik.
Sebelum dicetak, kata dia, materi telah melalui pengecekan atau editing yang langsung dilakukan penanggung jawab, PGRI dan Dispendikpora Kabupaten Tulungagung.
“Sudah diedit dua kali. Tapi sudah direvisi satu halaman full bareng saat distribusi buku. Perlu diluruskan, kesalahan ketik itu, tidak ada unsur kesengajaan,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala SDN I Beji, Kecamatan Boyolangu, Titik Sulistiyah membenarkan, adanya kesalahan penulisan tersebut pada buku pendamping K-13 kelas IV. Namun tidak berpengaruh pada pembelajaran.
Sebab, para siswa telah diberi materi tentang pengamalan sila-sila dalam Pancasila dengan buku pedoman lain, karena kebetulan saat itu buku pendamping tersebut belum datang.
“Kebetulan kami tidak memakai buku itu, karena buku tersebut terlambat datang,” katanya.
Setelah buku datang, lanjut wanita ramah ini, sudah disertai dengan revisi. Sehingga, sebelum disalurkan ke para peserta didik, lembar revisi langsung ditempel pada halaman yang salah tersebut.
“Kalau halamannya disobek, otomatis berpengaruh pada belakangnya. Jadi kami tempel saja,” tuturnya.
0 Response to "Heboh! Teks Pancasila di Buku Ini Kata 'Keadilan' Diganti 'KeYohanesian'"
Posting Komentar